Kamis, Januari 22, 2009

Meretas Sisa Hutan Bakau Pantai Babalan


Lebatnya dedaunan tumbuhan bakau dengan akar-akar kokohnya yang menghujam ke bumi yang menjadi perisai hidup untuk melindungi bibir pantai, kini sudah hampir tak tampak lagi.

Sepanjang mata memandang yang tampak jelas hanyalah tanah kering kerontang yang kian tergerus air laut. Biota-biota laut yang dulu memperkaya daerah ini kian susah ditemukan.redfaceredfaceredface


Kehidupan nelayan sekitarnya pun semakin memprihatinkan. Berkali-kali menebar jala di laut yang dulunya memberikan kehidupan yang menjanjikan, sekarang hanya menyisakan keluh kesah yang tak sudah.

Bagaimana mungkin mendapat tangkapan yang memuaskan kalau daerah pantai yang seharusnya penuh hutan bakau sebagai tempat ikan-ikan bertelur dan berkembang biak sudah tidak ada lagi..!!!putuscinte

Lebih parah lagi perahu penangkap ikan yang disebut katrol, mengeruk habis terumbu karang nun jauh di dasar laut.
Semua Hancuuur…!!!marah
Semua Musnaah...!!!marah

Ratusan bahkan ribuan hektar daerah pesisir yang seharusnya tetap ditumbuhi hutan bakau, kini disulap menjadi kebun sawit. Sebagian besar lainnya dibabat habis untuk dijadikan tambak-tambak komersil.
Masih adakah yang tersisa…???nangihnangih

Semoga kerusakan kawasan pantai ini tidak akan bertambah parah…
Semoga masih ada tangan-tangan yang mampu mengembalikan hijaunya pepohonan bakau yang melestarikan keaneka-ragaman hayati pantaiku…
Semoga…!!!doadoadoa

9 komentar:

  1. Masalah Lingkungan Lagi...' Capek Dik' kita dibuatnya... karena "hanya sebagian" orang yang mau "ambil perduli", sebagian tidak tahu demi sejengkal perut dan sebagian lagi adalah Si Tamak yang Rakus untuk kepentingan Pribadi semata yang Cinta akan Kebendaannya melekat 100% dengan dalilnya "Pengembangan Sektor Pendapatan Daerah" (Bullshit!! taek mu) Gitu aja deh komentar Bang "Anegout".

    BalasHapus
  2. Soal lingkungan harus diperhatikan... kalo kita-kita yang orang brandan aja gak peduli, gimana dengan orang asing (allien kalee...)
    Yang penting jangan putus asa..!!!
    Masih banyak jalan menuju Brandan...!!!

    BalasHapus
  3. Kalo daku sich.... Pake prinsip 3M azalah. Mulai dari diri sendiri.... Mulai dari hal yang terkecil... 'n..... MULAI SEKARANG JUGA.... Ngomel..??? Apex..dech....!! he he he
    BTW...dimana-mana yang namanya pantai memang lagi 'terancam'. Kemaren daku sempet singgah di pantai bagian Utara pulau Sumatera. Sungguh diluar dugaan kondisinya. Kalo disono terancam abrasi temans.
    Buat bang Gito...jangan kaget kalo balek ke Lokseumawe trus nemuin pantai di sepanjang kota Lox yang tidak seindah dulu lagi. Walopun PT ARUN dah berusaha set benteng mulai dari batu cincin ampe batu segede diriku... eh.. kayaknya bakal kalah tuh ama kekuatan alam. Hiii....gak kebayang gimana tuh kondisinya 10 tahun yang akan datang. Bisa-bisa lahan kota di caplok ama laut. Kayak Israel caplok tanah Palestina kali ye. he he he.... Nelayan tiap ari lebih banyak dapetin ubur-ubur di pukatnya dari pada ikan. Kalopun ada ikannya...aih...masih baby temans... Cian dech. Walah...sori temans... kepanjangan ya ne coment. Ya..gini kalo dah lama gak coment. All out lah.... Ya sudah pamit aza lah..... Maturnuwun....

    BalasHapus
  4. Waaah... gitu toh,,, Pada dasarnya semua kan setuju kalo lingkungan harus lestari demi kepentingan anak cucu (ceileee... anak-cucu bro..!!)
    Kalau ada banyak orang-orang macem bro.. and sis.. Sekurang-kurangnya kerusakan bisa diperkecil dan dunia lebih lama lagi kiamatnya... ya kan..???
    "Heal the world for the better place...."

    BalasHapus
  5. kayaknya berandan hanya layak untuk dihancurkan bukan untuk dibangun...
    tinggal kita yang punya hati nurani yang punya tanggung jawab

    BalasHapus
  6. saya udah lama gak balik keberandan, tapi selalu ikuti perkembangan kota ini, miris juga sih lihatnya, apakah suatu saat berandan akan senasib seperti kota PETRA.
    titip berandan sir jul

    BalasHapus
  7. mudah-mudahan suatu hari nanti ada pemimpin yang benar-benar peduli dengan kota ini... yang dulunya pernah minum air sungai pelawi dan sadar dia pernah dibesarkan di kota ini dan beritikad baik untuk memajukan daerah ini. amiiiin...!!!

    BalasHapus
  8. sir joel,aku berpendapat bahwa kelompok pemancinglah yang salah satunya dapat diandalkan untuk menyelamatkan hutan bakau di berandan.kita sangat sedih dengan kerusakan yang terjadi.di sisi yang lain aku salut dengan kearifan lokal warga tangkahan lagan yang sepakat untuk melindungi kelestarian hutan bakau di daerahnya. sir joel dapat lihat kan,jika di paluh-paluh tangkahan lagan kondisi hutan bakaunya sedikit lebih baik dibanding wilayah lain.memang ada kelompok kecil perambah hutan bakau yang berasal dari daerah luar tangkahan lagan.sulit untuk menyadarkan mereka.hutan bakau adalah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat,bukan cuma sekedar tanggung jawab masyarakat yang ada di daerah pesisir.kasus angin puting beliung di daerah langkat yang memporak-porandakan beberapa wilayah pesisir pantai langkat adalah bukti bahwa hutan bakau di langkat sudah kritis.adanya hutan bakau yang masih terjaga dengan baik dapat diandalkan untuk meminimalkan kerusakan akibat angin puting beliung yang berasal dari arah laut.berdoa saja agar hutan bakau tetap lestari tidak cukup.bagaimana?

    BalasHapus
  9. mampir nich...
    oh ea,, ada sedikit info tentang kayu jabon
    ok,, SALAM....

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar Anda, tapi jangan buat spam...