Kamis, Juni 11, 2009

Status Puraka IV Tangkahan Lagan


Beberapa hari yang lalu saya sempat tertegun membaca sebuah artikel yang cukup menarik dan akhirnya sekaligus menjawab penasaran saya selama ini. Apakah Pertamina Pangkalan Brandan akan berjaya seperti dulu lagi sebagaimana yang didengung-dengungkan oleh sebagian masyarakat Brandan selama ini? Atau apakah berita itu cuma berita isapan jempol untuk meninabobokkan masyarakat Berandan untuk tidur pulas dengan khayalan akan masa keemasan yang dulu pernah dirasakannya? ihikhik gigitjari

Kejayaan Pertamina Pangkalan Brandan dapat diukur dengan besarnya jumlah Perumahan Karyawan (Puraka) yang dimilikinya. Mulai dari Puraka I di jalan Thamrin, Puraka II di Jalan Besitang, Puraka III di Jalan Wahidin maupun Puraka IV di Tangkahan Lagan yang sekarang ditempati oleh TNI Angkatan Laut. Lalu apakah status lahan Pertamina yang ditempati oleh TNI Angkatan Laut? around

Berikut ini adalah sepenuhnya kutipan berita yang dipublikasikan oleh www.endonesia.com:


Dengan keterbatasan Anggaran, TNI Angkatan Laut dipinjami aset dari Pertamina, berupa lahan dan bangunan di Pangkalan Brandan Sumatera Utara yang akan dijadikan Markas Komando.
Perjanjian pinjam pakai lahan bangunan di Pangkalan Brandan milik PT Pertamina kepada TNI AL ditandatangani oleh KSAL Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijanto dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Selasa (26/5).

Saat ini telah menempatkan Pos TNI AL yang berada di Pangkalan Brandan dengan sejumlah prajurit, mengingat letaknya sangat strategis dan rawan terhadap masuknya penyelundupan atau pihak asing. Maka dipandang perlu menambah pasukan dengan menjadikan pangkalan tersebut sebagai markas komando,'' kata KSAL.

Ia mengaku keterbatasan anggaran yang dimiliki TNI-AL untuk membangun fasilitas sangat kurang maka dipandang perlu TNI AL bekerjasama dengan PT. Pertamina untuk memanfaatkan aset yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Sementara itu, Dirut PT. Pertamina Karen Agustiawan mengatakan melalui perjanjian pinjam pakai, Pertamina dapat memfokuskan aktifitasnya untuk mengelola aset-aset yang berhubungan dengan bisnis.

Di saat yang bersamaan juga membentuk TNI AL dalam memenuhi kebutuhan asetnya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya sewa atau investasi pembangunan,'' ujarnya
Menurut Karen, aset kekayaan milik PT. Pertamina yang dipinjamkan kepada TNI AL adalah tanah seluas 155 hektare, bangunan eks rumah sakit dan poliklinik 5 unit, bangunan eks asrama perawat 10 unit, bangunan eks sekolah 6 unit, dan rumah dinas 127 unit.

Perjanjian pinjam pakai ini berlaku selama lima tahun terhitung 26 Mei 2009 hingga 25 Mei 2014 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan tertulis dari kedua belah pihak.

Jadi seperti apakah nasib Pertamina UP- I Pangkalan Brandan ke depan? Kita lihat saja lima tahun ke depan setelah habisnya perjanjian pinjam pakai tersebut. Atau mungkin perjanjian tersebut bakal diperpanjang untuk 5 tahun, 10 tahun, atau 15 tahun ke depan. fikir fikir

7 komentar:

  1. sayang...klo seterusnya TNI bercokol disitu, warga brandan tidak ada lowongan kerja susah cari kerja di tanah kelahirannya seharusnya cari investor karena fasilitasnya cukup memadai....

    BalasHapus
  2. wah... hebat juga cara pikir bang Heise ini... ntar kalo ada pemilihan pilkada berikutnya, awak colokkan lah bang Heise biar jadi pemimpin Langkat biar tambah makmur nih daerah...

    BalasHapus
  3. si sahrul itu cuma tumbal oknum pertamina...
    makanya banyak x kecurangan di kasusnya...

    BalasHapus
  4. saya ingin pertamina itu bangkit kembali seperti dulu,,,, sya mo tanya ap penyebab pertamina smpai ttup sprti in....???

    BalasHapus
  5. yg dibutuhkan manusia berandan bukanlah TNI, tapi pekerjaan. seperti yg dikatakan heise.red. setahu saya dulu waktu saya kecil jarang2 liat aparat keamanan, nyatanya negeri brandan aman2 aja kok. paling yg ada koramil. tapi sekarang?????? coba deh, ganti cara pandang wahai para pemimpin pertamina..... bukan aparat tapi pekerjaan yg layak lah yg kami butuhkan.

    BalasHapus
  6. Memang sangat disayangkan.. sedih kali awak bang..

    BalasHapus
  7. Coba kita bayangkan ribuan pekerja yg brsangkutan dengan komplek pertamina sperti pembantu,supir,tukang rumput,pegawai harian dll, hilang pekerjaan.. orang kecil memang selalu dirugikan.. oadahal seharusnya pemerintah tidak perlu menuruti segelintir orang yang mencari keuntungan.. kenapa pertamina harus berhenti mengolah minyak dari bumi kita sendiri dan menjual minyak mentah ke luar negeri.. sedangkan
    sekarang kita harus beli yg sudah diolah mafia singapore itu.. padahal brandan mampu memproduksi jutaan barel perhari dengan 230 sumur minyak & gas yg masih aktif hingga sekarang.. brandan juga salah satu ladang minyak terbesar terpusat nomer 2 didunia hingga merupakan pemasuk terbesar pembangunan di indonesia hingga sekarang.. tapi lihat brandan kita bang.. begitu-gitu saja.. tidak ada pembangunan.. sedih kali kita bang..

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar Anda, tapi jangan buat spam...