Kanal yang membelah kota Brandan dulunya tampak indah dan bersih. Kanal yang dibangun pada jaman kolonial Belanda ini merupakan tempat kami bermain, berlari-lari sambil mencari ikan-ikan kecil ketika air surut. Waktu itu kita bisa melihat banyak ikan, udang, maupun kepiting kecil berenang ke sana-kemari karena air dalam parit kecil di bagian dalam kanal cukup dangkal dan jernih tanpa sampah dan lumpur. Biasanya tanpa sadar, kami berjalan dalam kanal cukup jauh mulai dari pangkal kanal di Jalan Jawa sampai ke Jalan Sudirman kota..!!
Yah, kenangan tinggal kenangan... Kanal yang dulunya menjadi kebanggaan orang Brandan, kini menjelma menjadi salah satu tempat terjorok di Brandan! Parit kecil bagian dalam kanal tidak kelihatan lagi karena ditimbun lumpur bercampur sampah. Kolam renang terpanjang, tempat kami berenang waktu air pasang ini sudah berganti warna seperti kopi capuccino . Kanal ini menjadi tempat pembuangan sampah terpanjang di Brandan; dari pada jauh-jauh buang sampah lemparkan saja ke dalam kanal... Bereeess..!!!
Lebih parah lagi terlihat jelas di kanal bagian ujung arah ke laut. Karena kanal berada tepat di atas pasar, eehh... pajak kata orang Brandan, pastilah saluran ini menjadi tempat buang sampah terfavorit. Campakkan aja ke kanal... Bereess..!!!
Waaahh.. kalau begitu cara kita berpikir, main campak ke kanal yang penting bereess.. alamat kota kita bisa mendapat penghargaan menjadi kota terjorok di Langkat, mungkin naik peringkat lagi menjadi kota terdekil di Sumatera Utara dan akhirnya kota ter-gadel se Indonesia. Hadiah pun layak disematkan; kalau untuk yang paling bersih piala Adipura, untuk yang terjorok piala Adi apa ya..??? Mungkin Adi Adi Aja Loe...